Sahabat…. Seseorang
yang dapat memberikan warna dihidupku. Menemaniku disetiap waktuku, mencari
kebahagiaan bersamaku, dan yang pasti mau berkorban untukku. Dan itu semua yang
aku coba lakukan sejak dulu. Menemani dia, berusaha memberikan kebahagiaan untuknya,
dan tentunya aku berkorban untuk dia. Tapi…. Aku tidak mendapatkan itu dari
dia. Entahlah, sejak lama aku idamkan sosok orang yang dapat menemaniku dikala
aku sendiri. Saat aku menyayangi seseorang (13 tahun) pada awalnya kami (ber-3)
menjalin persahabatan yang aku fikir sejati, sebelum kami meninggalkan sekolah
itu kami membuat suatu perjanjian, yaitu selalu bersama walaupun sudah berbeda
sekolah, namun selang waktu kami semakin menjauh satu sama lain, dan akhirnya
salah satu diantara kami benar – benar pergi utnuk selamanya (meninggal) dan
saat pemakamannya kami berkumpul kembali dalam suasana yang benar – benar tidak
pernah aku bayangkan. Aku fikir dengan perginya salahsatu ‘teman’ku aku dan dia
dapat bersama seperti dulu, kenyataanya dia pergi dan aku sendiri lagi. Namun
aku yakin akan ada yang menggantikan mereka nantinya.
Waktupun berlalu dengan
begitu cepat, dan benar saja aku menemukan orang lain. Yang aku sayang, tentu
saja aku harap dia dapat menjadi sahabatku. Dia teman sebangku aku saat aku
duduk di bangku terakhir disekolah itu (15 tahun). Tapi itu semua tidak
bertahan lama, aku kecewa sungguh. Dia tidak berada disampingku, bahkan dia
meninggalkan aku sendiri. Kejadian yang tidak dapat aku lupakan yaitu saat dia
meninggalkan aku sendirian di bus, sedangkan dia berada di bus lain bersenang –
senang dengan temanku yang lain. Saat itu aku merasa sakit, lebih sakit
daripada sebelumnya, entahlah aku sangat menyayanginya, tapi hari itu karna
dia, di bus aku menangis melihat kearah jalan. Kecewa! Aku sudah sangat
menyayanginya, bahkan aku berusaha menyukai apa yang dia sukai, hanya karna dia
aku rela melakukan segalanya. Aku sangat sayang dia. Dan sebelum aku berpisah
dengannya saat itu, aku mengambil name tag miliknya dan sampai sekarang hanya tertinggal
tempat name tag itu yang masih tergantung manis bersama name tag ku di tiang
tempat tidurku, yang aku ingat kertas name tag miliknya aku robek, saat aku
mengingat betapa menyebalkannya dia.
Sampai akhirnya aku
lulus, masuk ke sekolah baruku tidak menyembuhkan rasa sakit hatiku kala itu.
Sebenarnya aku bisa saja masuk ke sekolah yang sama dengannya, tapi orang tuaku
berbeda pendapat denganku. Yaps! Seperti 3 tahun yang lalu aku berusaha mencari
sosok itu disekolah baruku ini. Di sekolah ini aku merasa jauh berbeda, dan aku
yakin aku adalah sosok yang sangat menyebalkan kala itu, karena ini jauh dari
perkiraanku. Tapi semakin lama aku berada di sekolah ini aku merasa senang yahh
walaupun masih ada rasa menyesal sedikit. Awalnya aku merasa dekat dengannya,
yaa aku sayang dia. Mungkin aku merasa sering satu faham saat berbicara
dengannya, ya dia adalah teman sebangkuku (15 & 16 tahun) kami sering
membicarakan berbagai macam masalah, menyelesaikan berbagai macam konflik, dan
bahkan saat belajar kami juga sering bercanda, aku merasa kehidupanku mulai
lebih berwarna dari sebelumnya. Tapi.. sama seperti sebelumnya, kali ini
kesalahanku ya aku terlalu terobsesi karena system pengajaran disekolah ini
yang jauh dari sekolahku sebelumnya, sehingga saat hari itu aku menjadi orang
yang sangat egois, aku membuat dia menangis, mungkin dia merasa tersinggung
atas sikapku kala itu. Aku menyesal, namun hubungan kami masih berjalan baik
walaupun sedikit merenggang. Dan perlahan kami menjauh. Sampai suatu saat aku
menyukai temanku di sekolah, sejak itu aku menjadi dekat kembali dengan dia.
Dan akhirnya aku jadian dengan orang yang aku suka, dan hubunganku dengan dia
semakin dekat, kami sering double date, aku sering cerita tentang pacarku
kepadanya, dan yaps aku juga merasa sedikit terganggu kala itu karena aku rasa
dia terlalu mencampuri hubunganku dengan pacarku, namun aku hanya diam, karena
aku tidak mau mengulangi kesalahanku waktu dulu, dan aku hanya diam, tapi itu
tidak bertahan lama. Akhirnya hubunganku kandas. Semenjak kala itu aku merasa
dia berubah menjadi sosok yang sangat menyebalkan. Entahlah … sebelum saat ini
aku merasa ada yang sangat mengganjal, aku bingung kenapa cara dia bercanda
semakin lama semakin membuat aku muak, dan karena aku tidak bisa menghentikan
candaanya itu, aku memutuskan untuk mendiamkan dia, terserah apa yang mau dia lakukan,
aku hanya bisa tutup telinga, dan dia juga membocorkan berbagai hal tentangku,
bukan ke orang lain, tapi ke orang yang berhubungan dengan rahasiaku itu, sejak
saat itu sungguh aku merasa -------- yaps! But its life, and I must move on, so
I’ll forget it. Maybe later.
Di tahun ajaran baru
aku pindah tempat duduk, dan akhirnya aku duduk dengan temanku yang lebih
pintar dari aku, yaa dengan harapan aku dapat lebih serius, tapi ternyata aku
salah. Bukan serius, tapi aku sama dia jauh lebih sering bercanda, tapi ada
teman untuk konsultasi, aku juga sering sependapat dengannya. Tapi sayang dia
juga hanya beberapa kali dapat bersamaku, terkadang dia asik sendiri dengan
temanku yang lain, saat aku ingin banyak cerita dengannya. Karena aku merasa
saran yang dia berikan masuk akal dan tidak memberatkanku, tapi itu dia, dia
tidak selalu ada denganku.
Dan masih banyak
temanku yang lainnya yang sebenarnya aku harapkan menjadi sahabatku tapi tidak
ada di sampingku saat aku membutuhkan, bahkan ada yang aku pedulikan justru dia
masa bodo, lucu ya? Iya. Jadi sahabat itu apa sih? Semakin aku berusaha menjadi
orang yang baik untuk sosok itu, aku merasa sakit dan… ya itu lahh.
Jauh dari makna itu
sendiri, aku masih bingung bagaimana membedakan apa yang disebut dengan teman
baik dan sahabat? Apakah ini salah mereka yang perlahan pergi meninggalkan aku?
Sepertinya tidak.
Aku tahu dan sadar
bahwa aku harus bercermin akan semua itu, aku masih banyak kekurangan dan aku
terlalu pemilih dalam hal ini. Entahlah selama ini aku berusaha menjadi anak
yang baik dan menjadi pribadi yang mengasikan untuk orang – orang di
sekelilingku, tapi nyatanya apa? Yaa mungkin ada baiknya aku lebih bersyukur
atas apa yang telah Allah berikan selama ini, yang jelas mereka semua yang
perlahan meninggalkan aku sendiri itu, pernah membuatku tertawa, dan mengerti
apa artinya sayang. Ya aku sangat menyayangi mereka semua, aku rindu akan
kehangatan saat aku bersama mereka, itu semua diluar sikap mereka yang
menyebalkan, aku sangat merindukan mereka. Mungkinkah sebelum mata ini tertutup
untuk selamanya aku berkumpul dengan mereka semua dalam suasana yang sangat
menyenangkan. Saat menulis ini, aku ingin memeluk mereka semua, karena saat ini
aku benar – benar merasa sendirian. Aku ingin mereka semua ada disini, bercanda
bersamaku, dan aku bisa melupakan sejenak masalah yang ada disini. Aku rindu
kalian semua, aku sangat menyayangi kalian, apakah kalian merindukan saat
tertawa bersama, bernyanyi bersama, dan memecahkan masalah bersama. Dan semua
itu kita jalani dengan sangat mengasikan. Terlalu berlebihankah permintaanku
ini? Aku ingin saat aku berada di ujung usiaku nanti kalian semua ada disisiku
menemaniku melepas raga ini dengan senyuman.
Dengan ini aku sadar
banyak sahabat yang Allah berikan kepadaku, selama apapun dia berada disisiku
tetap mereka pernah mengukir tawa di dalam hidupku, terimakasih. I love you all
J