About Me

Monday, August 12, 2013

Sahabat



Sahabat…. Seseorang yang dapat memberikan warna dihidupku. Menemaniku disetiap waktuku, mencari kebahagiaan bersamaku, dan yang pasti mau berkorban untukku. Dan itu semua yang aku coba lakukan sejak dulu. Menemani dia, berusaha memberikan kebahagiaan untuknya, dan tentunya aku berkorban untuk dia. Tapi…. Aku tidak mendapatkan itu dari dia. Entahlah, sejak lama aku idamkan sosok orang yang dapat menemaniku dikala aku sendiri. Saat aku menyayangi seseorang (13 tahun) pada awalnya kami (ber-3) menjalin persahabatan yang aku fikir sejati, sebelum kami meninggalkan sekolah itu kami membuat suatu perjanjian, yaitu selalu bersama walaupun sudah berbeda sekolah, namun selang waktu kami semakin menjauh satu sama lain, dan akhirnya salah satu diantara kami benar – benar pergi utnuk selamanya (meninggal) dan saat pemakamannya kami berkumpul kembali dalam suasana yang benar – benar tidak pernah aku bayangkan. Aku fikir dengan perginya salahsatu ‘teman’ku aku dan dia dapat bersama seperti dulu, kenyataanya dia pergi dan aku sendiri lagi. Namun aku yakin akan ada yang menggantikan mereka nantinya.
Waktupun berlalu dengan begitu cepat, dan benar saja aku menemukan orang lain. Yang aku sayang, tentu saja aku harap dia dapat menjadi sahabatku. Dia teman sebangku aku saat aku duduk di bangku terakhir disekolah itu (15 tahun). Tapi itu semua tidak bertahan lama, aku kecewa sungguh. Dia tidak berada disampingku, bahkan dia meninggalkan aku sendiri. Kejadian yang tidak dapat aku lupakan yaitu saat dia meninggalkan aku sendirian di bus, sedangkan dia berada di bus lain bersenang – senang dengan temanku yang lain. Saat itu aku merasa sakit, lebih sakit daripada sebelumnya, entahlah aku sangat menyayanginya, tapi hari itu karna dia, di bus aku menangis melihat kearah jalan. Kecewa! Aku sudah sangat menyayanginya, bahkan aku berusaha menyukai apa yang dia sukai, hanya karna dia aku rela melakukan segalanya. Aku sangat sayang dia. Dan sebelum aku berpisah dengannya saat itu, aku mengambil name tag miliknya dan sampai sekarang hanya tertinggal tempat name tag itu yang masih tergantung manis bersama name tag ku di tiang tempat tidurku, yang aku ingat kertas name tag miliknya aku robek, saat aku mengingat betapa menyebalkannya dia.
Sampai akhirnya aku lulus, masuk ke sekolah baruku tidak menyembuhkan rasa sakit hatiku kala itu. Sebenarnya aku bisa saja masuk ke sekolah yang sama dengannya, tapi orang tuaku berbeda pendapat denganku. Yaps! Seperti 3 tahun yang lalu aku berusaha mencari sosok itu disekolah baruku ini. Di sekolah ini aku merasa jauh berbeda, dan aku yakin aku adalah sosok yang sangat menyebalkan kala itu, karena ini jauh dari perkiraanku. Tapi semakin lama aku berada di sekolah ini aku merasa senang yahh walaupun masih ada rasa menyesal sedikit. Awalnya aku merasa dekat dengannya, yaa aku sayang dia. Mungkin aku merasa sering satu faham saat berbicara dengannya, ya dia adalah teman sebangkuku (15 & 16 tahun) kami sering membicarakan berbagai macam masalah, menyelesaikan berbagai macam konflik, dan bahkan saat belajar kami juga sering bercanda, aku merasa kehidupanku mulai lebih berwarna dari sebelumnya. Tapi.. sama seperti sebelumnya, kali ini kesalahanku ya aku terlalu terobsesi karena system pengajaran disekolah ini yang jauh dari sekolahku sebelumnya, sehingga saat hari itu aku menjadi orang yang sangat egois, aku membuat dia menangis, mungkin dia merasa tersinggung atas sikapku kala itu. Aku menyesal, namun hubungan kami masih berjalan baik walaupun sedikit merenggang. Dan perlahan kami menjauh. Sampai suatu saat aku menyukai temanku di sekolah, sejak itu aku menjadi dekat kembali dengan dia. Dan akhirnya aku jadian dengan orang yang aku suka, dan hubunganku dengan dia semakin dekat, kami sering double date, aku sering cerita tentang pacarku kepadanya, dan yaps aku juga merasa sedikit terganggu kala itu karena aku rasa dia terlalu mencampuri hubunganku dengan pacarku, namun aku hanya diam, karena aku tidak mau mengulangi kesalahanku waktu dulu, dan aku hanya diam, tapi itu tidak bertahan lama. Akhirnya hubunganku kandas. Semenjak kala itu aku merasa dia berubah menjadi sosok yang sangat menyebalkan. Entahlah … sebelum saat ini aku merasa ada yang sangat mengganjal, aku bingung kenapa cara dia bercanda semakin lama semakin membuat aku muak, dan karena aku tidak bisa menghentikan candaanya itu, aku memutuskan untuk mendiamkan dia, terserah apa yang mau dia lakukan, aku hanya bisa tutup telinga, dan dia juga membocorkan berbagai hal tentangku, bukan ke orang lain, tapi ke orang yang berhubungan dengan rahasiaku itu, sejak saat itu sungguh aku merasa -------- yaps! But its life, and I must move on, so I’ll forget it. Maybe later.
Di tahun ajaran baru aku pindah tempat duduk, dan akhirnya aku duduk dengan temanku yang lebih pintar dari aku, yaa dengan harapan aku dapat lebih serius, tapi ternyata aku salah. Bukan serius, tapi aku sama dia jauh lebih sering bercanda, tapi ada teman untuk konsultasi, aku juga sering sependapat dengannya. Tapi sayang dia juga hanya beberapa kali dapat bersamaku, terkadang dia asik sendiri dengan temanku yang lain, saat aku ingin banyak cerita dengannya. Karena aku merasa saran yang dia berikan masuk akal dan tidak memberatkanku, tapi itu dia, dia tidak selalu ada denganku.
Dan masih banyak temanku yang lainnya yang sebenarnya aku harapkan menjadi sahabatku tapi tidak ada di sampingku saat aku membutuhkan, bahkan ada yang aku pedulikan justru dia masa bodo, lucu ya? Iya. Jadi sahabat itu apa sih? Semakin aku berusaha menjadi orang yang baik untuk sosok itu, aku merasa sakit dan… ya itu lahh.
Jauh dari makna itu sendiri, aku masih bingung bagaimana membedakan apa yang disebut dengan teman baik dan sahabat? Apakah ini salah mereka yang perlahan pergi meninggalkan aku? Sepertinya tidak.
Aku tahu dan sadar bahwa aku harus bercermin akan semua itu, aku masih banyak kekurangan dan aku terlalu pemilih dalam hal ini. Entahlah selama ini aku berusaha menjadi anak yang baik dan menjadi pribadi yang mengasikan untuk orang – orang di sekelilingku, tapi nyatanya apa? Yaa mungkin ada baiknya aku lebih bersyukur atas apa yang telah Allah berikan selama ini, yang jelas mereka semua yang perlahan meninggalkan aku sendiri itu, pernah membuatku tertawa, dan mengerti apa artinya sayang. Ya aku sangat menyayangi mereka semua, aku rindu akan kehangatan saat aku bersama mereka, itu semua diluar sikap mereka yang menyebalkan, aku sangat merindukan mereka. Mungkinkah sebelum mata ini tertutup untuk selamanya aku berkumpul dengan mereka semua dalam suasana yang sangat menyenangkan. Saat menulis ini, aku ingin memeluk mereka semua, karena saat ini aku benar – benar merasa sendirian. Aku ingin mereka semua ada disini, bercanda bersamaku, dan aku bisa melupakan sejenak masalah yang ada disini. Aku rindu kalian semua, aku sangat menyayangi kalian, apakah kalian merindukan saat tertawa bersama, bernyanyi bersama, dan memecahkan masalah bersama. Dan semua itu kita jalani dengan sangat mengasikan. Terlalu berlebihankah permintaanku ini? Aku ingin saat aku berada di ujung usiaku nanti kalian semua ada disisiku menemaniku melepas raga ini dengan senyuman.
Dengan ini aku sadar banyak sahabat yang Allah berikan kepadaku, selama apapun dia berada disisiku tetap mereka pernah mengukir tawa di dalam hidupku, terimakasih. I love you all J