About Me

Saturday, December 6, 2014

Ketika Perubahan itu Terjadi....

Dirin dan Poo... ternyata mereka masih bertahan dan menjaga komitmen mereka untuk bersama. Namun kini permasalahan yang ada telah berbeda dari sebelumnya. Walaupun tidak dipungkiri bahwa ternyata Dirin belum mampu 100% memperbaiki sifat buruknya itu. Permasalahan datang dari pihak hmm... mungkin keduanya.

Seiring berjalannya waktu tentu ada perubahan yang signifikan dari Poo maupun Dirin, terlebih dari Poo... 
Sebenarnya setiap perubahan sikap dari Poo telah dirasakan dan disadari oleh Dirin. Semua berawal dari hal yang sangat sederhana. Awalnya Dirin hanya menganggap bahwa semua yang terjadi akan kembali seperti semula dengan cepat. Namun, kini Dirin mulai tidak mampu merasakan kehadiran Poo. Apa yang terjadi? 

Diawali dari pagi hari yang 'seharusnya' indah. Tidak ada lagi ucapan selamat pagi yang mengawali hari - hari Dirin seperti dulu. Di siang hari tidak ada orang yang mengingatkan ia untuk segera makan siang. Di malam hari tidak ada ucapan selamat malam. Hal itu awalnya hanya terlihat sepele, tapi kini telah berlarut dalam waktu. Dan sampai akhirnya Dirin bingung...

Dirin tidak mengerti dengan apa yang terjadi sekarang. Akhirnya Dirin memberanikan diri untuk bertanya dan mengatakan apa yang ia rasakan, mengenai perubahan dari sikap Poo. Tapi itu semua NIHIL. Saat Dirin bertanya dan Poo tidak menjawab apapun, ia hanya diam dan mengucapkan kata maaf. Namun Poo tidak sadar bahwa sebenarnya bukan itu yang Dirin harapkan...
Dirin hanya ingin Poo yang dulu 'pernah' mengaggap kehadiran Dirin dalam hidupnya itu penting kembali. Bukan hanya seseorang yang diingat saat TIDAK ada kesibukan, tapi seseorang yang akan SELALU diingat dalam waktu sempit sekalipun.

Dirin merasa dirinya tidak penting lagi, dan ia mendengarkan berbagai saran dari teman - temannya agar Dirin membicarakannya dengan Poo. Tapi pada kenyataanya membicarakan suatu hal yang katanya dapat menyelesaikan masalah, itu hanyalah sebuah TEORI belaka. Karena walaupun sering sekali Dirin mengungkapkan secara langsung kepada Poo, hanya tanggapan sementara lalu kemudian hilang.

Saat Dirin ingin menceritakan segala permasalahan dan keluh kesah yang dia rasakan. Dulu mungkin memang Poo akan mendengarkan dan memberi solusi. Dirinpun juga merasa bahwa Poo mampu mengerti dan memahami apa yang Dirin rasakan. Lalu Poo berusaha membuat Dirin menjadi lebih nyaman dengan menasehati atau sekadar bersendagurau, agar Dirin sedikit lebih tenang lalu bisa menyelesaikan permasalahan yang ada. 
Tapi itu DULU. Sebelum Poo menjadi 'HEBAT'. Kini saat Dirin menceritakan keluh kesahnya ia tidak pernah mendapatkan ketenangan. Karena Poo tidak mendengarkan namun balik bercerita mengenai kondisi dia disana. Saat yang tidak tepat, dan Dirin tidak ada tempat untuk berbagi cerita seperti dulu... 

Saat Dirin sakit bahkan Poo pernah mengaggapnya itu sebuah candaan. "Jahat" hanya itu yang ada di benak Dirin sebenarnya. Tapi Dirin berusaha untuk meyakinkan dirinya bahwa ini akan TETAP baik - baik saja. Dirinpun merasa bahwa sudah saatnya ia menata kehidupan dan menyelesaikan masalah tanpa harus berbagi dengan Poo. Untuk apa berbagi cerita kepada orang yang tidak peduli dan acuh? Dirin bukan boneka yang hanya dipeluk saat Poo menangis. Tapi Dirin ingin dipeluk setiap saat dalam keadaan suka maupun duka. Alasan klasik yang Dirin percaya adalah....

Dirin tidak memiliki tempatnya yang dulu disana :')



To be continue or the end?

Thursday, December 4, 2014

Tuntutan Kehidupan?

Capek ga sih dengan rutinitas sehari - hari yang itu - itu aja dan semakin ribet dan mumet?
Iya itu yang gue rasain banget bro. Sekarang hidup itu jadi lebih ribet dari sebelumnya, walaupun gue sadar kalau ini tuntutan hidup untuk masa depan. Terkadang pernah kebayang apa manfaat kita belajar ipa waktu sekolah dasar kalau akhirnya kita malah jadi seorang akuntan? Sebaliknya apa seorang dokter perlu belajar ips? Coba deh lo tanya ke temen atau sahabat lo yang sekarang udah berprofesi.

Tapi sadar ga kalau itu tuh penting men. Ternyata kita itu sebelumnya ga bisa tau dimana kemahiran atau passion kita sebelum kita coba masuk ke dua bidang itu. Setelah kita merasakan baru deh tau sebenernya lo tau mampu di bidang apa. Tapi walaupun kita udah tau passion kita dimana bukan berarti kita bebas dari masalah yang ada kan? Iya men dunia itu ternyata ga selalu indah kaya di film - film. Kadang ngerasa ga adil sama kenyataan yang ada. Tapi sebenernya itu ketentuan seadil - adilnya yang udah Tuhan lo kasih.

Terus salahnya dimana kalau rutinitas ini jadi bisa jadi BOM ATOM? Jangan tanya gue kaya gitu ya karena sampe sekarang gue belum tau dimana letak kesalahannya, karena jujur aja manusia itu butuh refreshing juga. Tapi manusia juga kadang refreshingnya 'keblablasan' alias kelamaan dan kebanyakan, dan akhirnya kewajiban yang seharusnya dilakuin malah terbengkalai. Sebenernya itu gue banget hahaha.

Sekarang posisi gue ada di Surabaya. Ceritanya dalam kehidupan nyata ini gue kelempar dari jakarta ke surabaya untuk lanjut kuliah di salah satu univ negeri. GOD!!!! rasanya untuk manajemen semua sendiri itu perlu penyesuaian. Penyesuaian yang sesuai atau penyesuaian yang ga sesuai?(halahhh what ever)  Dan masalah yang gue hadepin sekarang itu sebenernya sederhana bro. Cuma sekedar 'nyaman'. Hahahaha semua yang ada di sini terjadi karena tuntutan dan gue juga jadi bingung sendiri harus ngapain, nyelesaian yang mana dulu, dan semua itu nuntut untuk gue selesain dengan sempurna -_- (what the.....) Alhasil gue juga bingung mau jadi sosok 'mahasiswa' yang seperti apa -_- brakkkkkk dunggg cleposs.. bahkan yang tadinya rajin bisa jadi males, yang tadinya males bisa jadi tambah males (hehhehe) tapi bukan berarti semuanya bakalan kaya gitu juga sih... adalah orang yang mampu beradaptasi dengan cepat and shine. -___-" sayangnya untuk dapetin kenyamanan aja masih susah > <"

Makin banyak ketemu orang - orang yang dari level a - zz aaaaaaaaaaaa ternyata masa kecil itu masa paling indah yang pernah gue rasain, walaupun saat itu gue ga di bolehin ini itu, seengganya waktu itu gue ga di suruh untuk milih mana yang baik dan yang engga. Nah... sekarang? selaluuu dihadepin sama berbagai pilihan ada yang baik dan yang buruk. Saat salah ambil keputusan yang salah ya kita sendiri yang harus ngerasain.

Frustasi kah? Sebernya sih belum sampe level frustasi -_- tapi masih middle (ga juga sih)
Yang jelas tuntutan kehidupan itu sebenernya emang nyata adanya, tapi itu juga untuk nunjukin udah naik level apa belom nih kita ya kan? Jawab sendiri deh yaa.... sekian dulu dari gue :D

Wednesday, October 29, 2014

Ibu... Kapankah engkau sadar?

Allah telah memberikan aku kesempatan untuk menjalani kehidupan di dunia. Tempat dimana aku tidak mampu untuk berdiri sendiri kala itu, lemah dan sangatlah rentan.
Hanyalah jeritan tangis saat awal aku melihat dunia, karena memang hanya itu yang bisa aku lakukan, dan kau melebarkan senyuman bahagia dengan airmata di wajahmu. Kau BERTARUH NYAWA hanya demi melahirkan seorang AKU. 
 
Ibu.. begitulah kau mengajariku menyebut panggilan untukmu.
Ibu selalu menjagaku, memberikan aku ASI, bercanda denganku hanya untuk membuat aku tertawa, padahal saat itu mungkin kau sedang lelah setelah bekerja. Setiap hari kau siapkan semua perlengkapan sekolahku, kau utamakan pendidikanku dan kau korbankan segala keinginanmu untuk itu. Kau dengarkan setiap keluh kesahku saat aku berada di sekolah, dan tanpa aku tahu bahwa Ibu juga memiliki beban yang lebih berat dariku, sesungguhnya kewajibanku hanyalah belajar, tapi Ibu? Begitu besar pengorbananmu bu, tapi... TIDAK sedikitpun kau memperlihatkannya padaku, kau tetap tersenyum. 
Tapi apa balasanku? Sering aku membuatmu sebagai bahan candaan dengan teman - temanku, membicarakan setiap 'omelan' yang kau berikan padaku bu. Padahal aku tahu kalau Ibu hanya ingin yang terbaik untukku. 
Tidak pernah sedikitpun Ibu menertawakanku bersama teman - temannya, tapi justru Ibu selalu membanggakan aku sebagai anaknya yang pintar dan hebat. Begitu bangganya Ibu kepadaku. Tapi apa yang aku lakukan?
Ibu akankah kau sadar?
Sadar betapa jahatnya anak yang kau banggakan ini bu. 
Aku menghianati janji - janji ku kepada Ibu.
Aku terkadang melupakan setiap pesan yang Ibu berikan.
Aku menceritakan kejelekan Ibu kepada teman - temanku.
Ibu tidakkah kau MENYESAL melahirkan anak sepertiku?
Ibu maafkan aku bu... 
Kini kerutan diwajahmu semakin terlihat bu, dan kau tetap berjuang untuk kebahagiaanku kelak. Ucapan Ibu yang selalu menguatkan setiap anak...
"Nak... kamu harus lebih baik ya dari Ibu, jangan  lupa sholat, dan tetap semangat ya nak... Apapun yang terjadi kamu tetap anak Ibu yang terbaik Nak" 
Aku merasa sangatlah beruntung dilahirkan dari rahim seorang Ibu yang kuat, hebat, luarbiasa seperti Ibu. 
Ibu... akankah kau sadar dengan apa yang aku lakukan?
Dengan beratus, beribu, dan bahkan berjuta - juta kali aku menyakitimu, sejak awal aku dilahirkan, kau rela membersihkan kotoranku walaupun kau sedang melahap makan siangmu bu, kau berhenti dan membersihkan tubuhku, kemudian melanjutkan makan tanpa ada rasa jijik kepadaku.
Kasih Sayang Ibu
Setelah aku beranjak menjadi anak - anak, keinginanku untuk mendapatkan mainan seperti anak lain dan merengek kepada Ibu untuk membelikan mainan itu. Dan kau selalu mencari cara untuk mengabulkan setiap permintaanku, kau bekerja banting tulang untuk memenuhi setiap kebutuhanku dan keinginanku yang sebenarnya tidak penting dan lebih baik uangnya digunakan untuk makan.
Mungkin sekilas itu bisa di maklumi karena Aku belum mengerti. Namun, walaupun aku sudah beranjak remaja dan dewasa aku tetap sering menyakitimu bu, bahkan dengan hal - hal yang lebih parah. 
Ibu... maafkan aku bu.. maafkan aku... 
Image result for ibuSeandainya suatu saat engkau menyadari betapa jehatnya anak yang kau banggakan ini akankah kau meninggalkanku bu?




(renungan kalbu)

Saturday, October 25, 2014

Sabarnya Dia....

Dirin dan Poo sudah menjalani hubungan hampir 4 tahun lamanya, dan dengan segudang cerita menarik sejak awal hingga kini. Mereka memiliki kepribadian yang berbeda, namun dapat dibuktikan, ternyata Dirin dan Poo mampu mempertahankan hubungan mereka hingga kini.
Mereka berusaha membuat satu - sama lain merasa berarti dan istimewa.
Tentunya ada banyak hal yang telah terjadi. Karena tidak semudah yang dibayangkan mempertahankan hubungan dengan orang yang sangat bertolak belakang.

Sering kali perasaan Dirin labil, sering kali Dirin merasa lelah dan gagal....
Merasa menjalani kehidupan ini dengan tertekan dan konstan, membosankan...
Lalu Poo datang dan memberikan banyak masukan untuknya

Tapi apa yang sering Dirin lakukan? Dia melampiaskan kekesalannya itu kepada Poo
Dan setelahnya Dirin meminta maaf... dan Poo hanya mengatakan suatu hal dengan tersenyum
Dirin luluh dan merasa sangat beruntung memiliki Poo. 

Begitupun sebaliknya dengan Poo, bagi Poo Dirin adalah sosok yang mampu membuatnya keluar dari masa - masa kelam dan bangkit menjadi lebih baik. Dirin adalah instpirasi baginya.
Dirin dan Poo telah berkomitmen untuk menjaga hubungan ini.
Tapi apakah ini akan bertahan lama, tidakkah poo merasa lelah dengan semua ini?

Dan.. apakah Dirin mampu merubah sifat buruknya itu? 

To be continued....

Saturday, May 24, 2014

Telah Berakhirkah Masa Itu?

Putih Abuku telah usai....
Masa dimana aku harus bangun pagi, melahap sarapan buatan Ibu, berangkat kesekolah mengunakan berbagai kendaraan, bertemu dengan guru - guru yang menyenangkan (ada beberapa yang menyeramkan hehehe), menyelesaikan setumpuk tugas sekolah, dan yang terpenting bertemu dengan teman - temanku di sekolah.
Kini masa itu telah usai, tak akan ada lagi 'kebahagiaan sederhana' itu
Kebahagiaan sederhana yang mampu membuat hari - hariku penuh warna....
Bertemu dengan teman dan sahabatku dipagi hari, membicarakan berbagai hal yang menjadi topik kala itu, mengerjakan tugas yang belum terselesaikan, bahkan  sampai bel masuk berbunyi. 
Pelajaran pertama... Kedua... dan saat diseling jam istirahat, kita berkumpul untuk melahap bekal makan siang yang dibawa dari rumah, ada juga yang berkumpul di kantin. Bel masukpun berdering, kembali belajar dengan sisa - sisa semangat yang tersisa, mungkin akan semakin terasa menegangkan kalau ada hafalan atau ulangan. Dan saat bel pulang sekolah berdering, semua beban dan kantuk terasa hilang, aneh memang tapi entahlah -__-"
Ada yang langsung pulang, ada yang membeli makanan di depan sekolah sembari bersendagurau bersama teman untuk melepas kepenatan, bahkan ada yang langsung kerumah teman untuk mengerjakan tugas kelompok (mungkin esok harinya tugas itu dikumpulkan hehe) dan lain sebagainya.
Kini semua itu benar - benar usai...
Apakah ada rasa penyesalan di hati kecil kalian? Sama seperti yang aku rasakan sekarang?
Aku merasa rindu akan suasana itu, dimana aku tidak perlu merasa khawatir dengan masa depan :')
Tapi inilah hidup, waktu terus berjalan dan semakin memaksaku untuk meninggalkan masa dimana 'kebahagiaan sederhana' itu ada, dan disaat aku merasa berat menjalani beban dan kesakitan nanti, hanya obat sederhana yang aku butuhkan hanya mengenang saat - saat indah yang penuh gelak tawa itu...
Kita semua memiliki mimpi yang berbeda kawan, tentunya impian indah, atau mungkin yang terindah :) 
Selamat jalan, jangan lupakan masa - masa putih abu kita yang menyenangkan ini dan teruslah berjuang menggapai impianmu, doaku selalu menyertaimu kawan.... :) Sayonara {}



XII- Akuntansi 2014 :)






(Perpisahan Kakak BK )











(Perpisahan Tangkuban Perahu)











(Perpisahan Jogja)



Monday, March 3, 2014

Kesakitan

Sejuta warna dan sejuta cerita...
Mengenang masa lalu yang kelam itu...
Kondisi dimana kau sulit tersenyum disaat semua orang tertawa...
Membawamu menjadi seseorang yang jauh lebih kuat...

Tapi seberapa jauh kekuatan itu mampu menahanmu untuk tetap bertahan?
Bertahan saat kesakitan yang lebih dalam....
Apakah kau semakin kuat atau justru akan meruntuhkan segalanya...
Dan hancur....

Apakah kau mampu melihat adanya cahaya kehidupan yang nyata?
Lelahkah?
Kesakitan itu memang nyata dan sangat terasa...

Sunday, February 23, 2014

Aku Punya Cara Sendiri

Dulu sebelum ada dia aku memang merasa sendiri....
Dulu sebelum ada dia aku merasa harus menyelesaikan semuannya sendiri...
Dulu sebelum ada dia aku tidak pernah merasa senyaman ini....
Dulu sebelum ada dia tidak ada yang menemaniku setiap waktu....

Tapi sebelum ada dia aku merasa lebih bebas....
Tapi sebelum ada dia aku merasa lebih leluasa....
Tapi sebelum ada dia aku mampu lebih fokus untuk menggapai mimpi itu....
Dan sebelum ada dia aku selalu menghabiskan waktu untuk kalian :)

Aku ingin tetap mendapatkan apa yang dulu aku rasakan itu tapi tetap bersama dia....
Maaf Tuhan jika aku selalu meminta lebih.... Maaf :(