About Me

Sunday, December 29, 2019

Lantas apa yang aku lakukan disini? Bukankah seharusnya aku permisi?


Hallo nama aku Murni….


Jadi intinya saat ini aku sedang bingung karena suatu hal. Hal yang seharusnya aku pertimbangkan sejak dahulu. Apa itu? Sepertinya hal ini memang menjadi fokus setiap orang ketika menginjak usia ¼ abad. Menikah. Kalian tahu apa yang berat dan sedang aku pikirkan? Karena kami seumuran, begitu tua untukku, namun masih terlalu muda untuknya, dan pernikahan ini menjadi pernikahan dua keluarga yang secara ekonomi ringkih. Kedua orang tua yang tidak terlalu peka terhadap dunia luar, serta trauma akan pengalaman anak cucu keponakan sepupu yang tidak berbakti ke orang tua, menjadi PR tersendiri untuk kami meyakinkan mereka bahwa kami akan terus menjaga mereka sampai kapanpun. Sementara kami sudah semakin sulit menahan nafsu dan kami harus tetap melangsungkan pernikahan, lantas bagaimana cara kami melewatinya?


Tentu… sangat banyak rintangan yang kami hadapi, salah satu contohnya hari ini, aku kehilangan separuh kepercayaanku padanya dan bukan serta merta karena satu hal yang terjadi tapi beberapa hal yang terjadi. Tabungan kami berhenti di November 2019, untuk hal ini aku harus mengerti, memahami setiap kondisi yang terjadi. Kemudian banyak hal yang tak disangka terjadi, ia selalu menutupi hal – hal yang terkait dengan orang ini. Orang ini adalah wanita yang pernah disukainya 10 tahun lalu dan ia tak pernah mengungkapkan perasaannya, selain itu ku dengar dari seorang teman bahwa ia memiliki candaan “Aku akan menjadikannya wanitaku, nanti saja ku beritahu tentang perasaanku” dan mereka beberapa kali bertemu ketika kami sudah membangun komitmen, tanpa sepengetahuanku. Karena kami LDR untuk kuliah ia di Lampung aku di Surabaya dan semesta mempertemukan mereka di Lampung. 

Wanita itu memberikan dia sehelai pakaian dan meminta bertemu di Lampung dengan alasan pamit karena akan melakukan operasi, dengan santainya ia pinjam motor teman lalu bertemu di terminal (entah detailnya apa yang mereka lakukan), aku tak diberitahu mengenai pertemuan itu, tapi Allah menginginkan aku mengetahuinya melalui sebuah permainan kejujuran. Semenjak saat itu aku selalu meminta ia untuk jujur untuk apapun yang ia lakukan. Ku beri kesempatan “sebaiknya kamu bilang apa yang kamu sembunyikan” nyatanya itu hanya angin lalu untuknya. Baiklah ternyata baru kutahu 29 Desember 2019 kemarin mereka pernah bertemu kembali di Lampung dan aku tak mengetahui hal itu, kali ini wanita itu meminta bantuan untuk proses pengobatan Ibu-nya. Ia sama sekali tidak pernah bercerita mengenai hal ini kepadaku, mengapa? Aku hanya bisa tersenyum dan entah bagaimana meskipun ia meminta aku mempercayai ceritanya tapi sulit jika aku membayangkan situasinya saat itu. 

Pada akhirnya hari ini 29 Desember 2019,  benar saja ketika tanggal telah ditetapkan, wanita itu mengakui bahwa ia memiliki perasaan yang sama, dan dengan lantang wanita itu mengatakan cemburu dengan rencana pernikahanku dengan dia. Aku terdiam melihatnya, ku lihat raut wajah dia, entah mengapa rasanya semakin tidak percaya. Hal ini harus aku maklumi kembali bukan? Seharian setelah ku tau semua itu, ku pasang wajah ceria seakan tidak peduli. Pada nyatanya dia memang pernah menyukai wanita itu dan menjaganya mungkin lebih dari menjagaku, mungkin rasa cintanya bisa lebih besar dibanding cintanya kepadaku dulu, lantas apa yang aku lakukan disini? Bukankah seharusnya aku permisi?





To Be Continued…