About Me

Sunday, December 20, 2015

KEPERGIAN YANG MURNI

Kegelisahan yang tidak seharusnya hadir dalam diri ini. Satu tahun sudah waktu berlalu, tidak terasa. Namun belum ada karya yang dapat aku ciptakan. Belum ada hal yang istimewa aku wujudkan. Mungkin aku harus belajar banyak dari kak Irsyad. Belajar bagaimana memakai hidup yang sesunggunya. Memaknai segala sesuatu dengan sebaik – baiknya tanpa mengikuti lingkungan yang semakin mengarah ke tempat yang tak tentu ujungnya. Pendiriannya sangat aku acungi jempol. Prinsipnya yang membangun ia menjadi demikian, entah kenapa aku yakin kalau kak Irsyad memang pantas menjadi ketua organisasi itu. Mungkin karena aku sering berada satu pekerjaan dengannya di organisasi itu, sehingga aku tau bagaimana latar belakang dan sikap kak Irsyad, walaupun mungkin belum semua aku tau.
Kehidupan ini semakin membuat aku ragu, ragu akan kemana aku berlabuh dan meletakkan dayung yang berat ini. Makna sesungguhnya aku tidak pernah tau alasan kenapa aku ada disini saat ini. Karena sering gagal dalam mencapai target lalu seakan kepala ini membisikkan kalau aku tidak berdaya dalam persaingan. Lalu kemana aku harus menancapkan prinsip ini?
Kak Irsyad pernah mengatakan sesuatu kepadaku saat aku sedikit cerita mengenai perasaanku tentang kehidupan ini. Walaupun seharusnya aku tahu apa jawaban kak Irsyad dari pertanyaanku ini, yaa ia mengembalikan semua kepada diriku dan kepercayaan terhadap Tuhanku. Sebenarnya kata yang ia ucapkan cukup sederhana , namun entah apa yang membuat aku merasa berbeda jika ia yang mengatakannya. Rasanya ia mengatakan hal yang memang menjadi prinsipnya, tidak hanya saran namun pengalaman.
Salah satu dari banyak sahabat baikku lainnya. Sahabatku yang luar biasa. Diah. Entah kenapa aku juga terpikat kepadanya (sepertinya sahabatku yang lain juga terpikat kepadanya), kebaikkannya seakan tak terbatas, aku akui aku baru bertemu dengan orang seperti dia disini. Hati ini merasakan hal yang berbeda saat aku bersamanya, walaupun aku mungkin memang sedikit tertutup, tapi dengan hanya melihat apa yang Diah lakukan dalam kesehariannya aku sudah kagum. Cukup untuk membuat aku tersenyum tipis. Yang menyadarkanku jika dia memang berbeda. Aku sangat menyayanginya. Begitu pula dengan sahabatku yang lain, yang mewarnai kehidupanku dengan canda dan tawa. Sungguh Istimewa.
Kembali lagi aku terjatuh saat melihat matahari terlalu terik dan membakar perasaan ini, perasaan akan rindunya kepada Sang Ilahi. Ya Allah seandainya aku bisa langsung merasakan maksud dan tujuan Mu, mungkin aku tidak akan segalau ini. Tapi aku tetap percaya jika ketentuanMu adalah yang terbaik dan terindah. Aku yakin Engkau tau ya Allah jika aku bukan manusia yang mampu melakukan semua dengan sempurna. Memang bukan aku yang demikian. Tapi jika aku memiliki satu permintaan yang akan Engkau kabulkan aku hanya ingin Engkau membawa aku dan keluargaku, serta sahabat – sahabat baikku ke dalam surgaMu.
Entah kapan waktunya yang aku inginkan dan harapkan hanya itu ya Allah. Jika Engkau tidak memantaskan diriku untuk memasuki surgaMu, namun tetaplah izinkan Keluargaku dan Sahabat shalih ku untuk masuk ke dalam surgaMu. Jangan libatkan mereka akan dosaku namun sinarilah mereka dengan segala amal baik yang aku miliki. Ya Allah jika Engkau berkenan izinkan aku untuk memeluk Keluargaku dan Sahabatku sebelum aku berpisah dengan mereka. Jika Engkau berkenan bolehkah aku merasakan Cinta yang Damai dari orang yang sangat aku kagumi Nabi Muhammad SAW? Ya Allah maafkan aku jika terus menangis hanya karena dunia, Tak mengingat setiap nafas, rezeki, serta hidayah yang selalu Engkau limpahkan kepada HambaMu ini. Ya Allah jika aku boleh menangis untuk terakhir kalinya yaitu tangisan untuk rasa syukurku karena dapat merasakan cinta dari kedua orang tua yang luar biasa kuat dan sahabat yang selalu tersenyum mengingatkanku akan keimanan kepadaMu.

Ya Allah hanya itu keinginankku saat ini dan hingga aku ke tempat yang abadi kelak. Perpisahan bukanlah akhir dari segalanya, namun perpisahan adalah awal dari kehidupan yang baru kelak. Aku berharap bisa bertemu dengan semua orang yang aku cintai kelak. Aamiin.

Tuesday, December 15, 2015

PERBEDAAN YANG MENAKUTKAN BAGIKU


Waktu yang merubah semua ini, waktu yang membuatku terlarut akan kesendirian, waktu yang membuatku buta akan keadaan. Namun bukan waktu yang harus disalahkan. Aku bersandar kepada sesuatu yang tidak bisa disalahkan. Kesuksesan yang memberikan ketakutan. Aku tahu jika kebahagiaan yang abadi adalah subjektif dari setiap orang. Kebahagiaan yang abadi bukan seperti ini, bukan seperti itu, namun begini dan seterusnya.

Kuperhatikan setiap orang yang ada di sekelilingku, mereka berusaha dengan sebaik- baiknya melakukan banyak hal yang berhasil membuat orang lain ‘shine’ tapi sebenarnya mereka tidak menyukainya, dan berharap ‘shine’ itu terjadi pada dirinya. Jangan salahkan mereka, akupun pernah berada dalam posisi itu. Melihat orang disekeliling kita telah mampu ‘shine’ dengan cara mereka. Simple? Tidak semudah itu melewati keadaan ini. Tersenyum dan takut. Hal itu yang dirasakan.

Perlahan aku coba melihat sisi lain dari lingkunganku. Ada banyak pilihan yang mereka ambil. Sebagian dari mereka memilih untuk menikmati dengan menjaga kebersamaan dengan teman dan sahabat, sebagian lainnya berfokus mengejar cita – cita dan impian apapun yang terjadi hingga merahasiakan proses dari yang lainnya. Obsesikah? Entah... aku bukan bagian dari keduanya, aku hanya pengamat yang belum pernah melakukan apapun.

Saat awal aku memasuki dunia ini aku memiliki impian besar dan tanpa membayangkan jika akan bertemu dengan orang – orang hebat disini. Tapi entah apa yang membuat aku lebih nyaman saat berada di sekolah dulu. Alasanku mungkin karena disana kita merasa tidak memiliki tujuan untuk improve diri kita menjadi lebih dari yang lain. Walaupun aku yakin jika masa ini memang harus dilewati. Bersabarlah.

Ribuan motivasi sangat dibutuhkan di usiaku sekarang (19-25). Motivasi yang ‘katanya’ mampu memberikan stimulus mengapai mimpi. Konsep tergambar, doa, dan setiap hari harus ada target yang tercapai. Akupun demikian, walaupun terkadang kesal dengan keadaan ini, karena meresahkan ketika tidak mendapatkan hal yang sama dengan orang lain namun usaha yang dilakukan sama. That’s why I’m tired to follow this games.

Mengapa aku beralih untuk mengikuti arah jalanku sendiri, karena aku merasa terbebani dengan jalan yang mereka kerjakan. Aku menjalankan tidak sepenuh hati. Passion ku bukan menjadi seorang peneliti, atau yang sejenis pemikir lainnya. Sejauh ini aku mengikuti tipe pengajaran dan tipe pendidikan di negeriku tercinta, membentuk manusia yang demikian. Siapa yang akan berdalih jika kemajuan Indonesia dalam bidang pendidikan melambat? Tidak ada.

Jika saja aku lahir terlebih dulu dibandingkan nenek moyangku, apakah aku memiliki pemikiran demikian? Kebersamaan, keserasihan, kenyamanan, semua berganti menjadi kompetisi. Kompetisi dengan wajah kebersamaan. Bukan masalah jika hal ini terjadi, namun masalah bagi kebahagiaan masing – masing, sejauh ini aku telah salah dalam melangkah.

Kesalahan jika aku melakukan semua untuk kesuksesan dan kejayaan. Bukan munafik tapi tanyakan kepada diri masing – masing, jika ini yang harus digenggam di tangan untuk menggapai impian lainnya. Salah satu temanku pernah mengatakan “Aku ingin memberikan makan orang miskin yang ada di Indonesia setelah aku sukses nanti”, “Aku ingin membahagiakan kedua orang tuaku dengan mengajak mereka menunaikan ibadah Haji” dan masih banyak impian lainnya. Sudah jelas jika tujuan utama adalah menjadi ‘kaya’.

Sejujurnya tidak perlu menjadi kaya untuk mendapatkan semua itu, cukup dengan bahagia dan ikhlas. Kunci itu hanya kata sederhana namun maknanya luarbiasa. Luarbiasa sulit untuk di terapkan, dibayangkan, dilakukan, dan didapatkan. Alasan kebahagiaan bukan datang dari orang lain tapi dari diri sendiri. Keyakinan akan cinta Allah. Cinta Allah kepada hamba-Nya tidak akan terbatas apapun.

Memaknai hidup tidak perlu sesingkat dan sedangkal itu, banyak cara untuk menggapai mimpi. Jika terus berbagi dan membuat orang lain tersenyum itu kunci cinta Allah kepada hamba-Nya. Sedih jika ‘orang sukses’ itu tidak menyadari jika dirinya tidak bahagia. Mengapa tersenyum untuk sesuatu yang tidak membuat diri kita merasa damai.Berikan kebahagiaan itu kepada diri kita. Ikuti apa yang diri ini ingin lakukan. Hal sederhana seperti, menulis cerita konyol, atau sekadar bersenda gurau dengan teman, memberikan motivasi kepada adik adik di pedalaman dan membuat mereka tersenyum hal baik yang membuat hati kita damai. Hal itu akan mendatangkan kebahagiaan dan kesuksesan menjadi bonus dari kebahagiaan itu. Kuncinya adalah Succes is not key to happiness, but happiness is key to success.

Membuka mata untuk dunia yang Allah titipkan kepada kita, tidak memandang sebelah mata orang yang ada di sekeliling kita, merangkul semua orang yang membutuhkan kita, berikan senyuman untuk setiap orang yang mendapatkan impiannya, berbahagialah dengan cara yang sederhana J Best wish for us J  By Murni (mahasiswi biasa yang belum menjadi siapa – siapa) ^^

“Jangan membuat diri kita merasa terbebani dengan ambisi kita” –Diah Rustania (2015)-