Dirin
dan Poo...
Dirin ga milih untuk punya perasaan
ini, Dirin mungkin sama seperti kebanyakan wanita yang selalu ingin diberi
kabar dan perhatian. Hal standar yang seharusnya bisa terpenuhi dengan alasan
kita LDR, dan kalau keduanya mau serius menjaga hubungan yang ‘istimewa’.
Batin
Dirin seakan berkecambuk dengan berbagai macam perasaan dan rasa bersalah.
Bersalah karena alasan – alasan klasik. Menghabiskan waktu bukan untuk belajar
melainkan memikirkan Poo, menghalalkan berbagai cara untuk bisa menghubunginya,
dan inti dari semua perasaan bersalah ini karena Dirin bimbang.
Senyatanya
Dirin merasa jika hubungan ia dan Poo harus segera diakhiri, karena dampak yang
terjadi seakan menjadi awan tebal yang menyelimuti hari – harinya. Mudah
alasannya, Dirin dan Poo mungkin memang harus berpisah, tapi kenapa mereka
masih bersama? Sadar akan kesalahan Dirin, saat ia menetapkan suatu keputusan
itu hanya luluh dengan sedikit gurauan, menjadi murahankah? Bertengkar hebat, kecewa berat, tapi justru Dirin yang terus berusaha mengubungi, walaupun jelas
bukan Dirin yang melakukan hal ‘biadab’ itu. Murahan. Rendahan. Hanya itu yang
ada dibayangan Dirin mengenai dirinya, ketika berusaha menghubungi pria yang mungkin hanya mengaggap
rasa sakit hatinya bisa sembuh dengan rayuan sampah.
Pahit
kenyataan yang Dirin rasakan mungkin tidak terungkap jelas, karena ia selalu
mengulur dengan mudahnya konsekuensi yang ia buat sendiri. Seandainya mereka
benar – benar berpisah dan tanpa ada alibi lain? Akankah mereka sama – sama bahagia?
Belum tentu dan bisa jadi. Perlukah itu dilakukan dengan serius dan tanpa ada
niatan untuk kembali keduanya?
Satu
– satunya jalan harus ada yang memecah dan bersama orang lain, dengan mencintai
orang lain seharusnya perasaan itu mampu hilang. Kecewa yang sesungguhnya tidak
perlu dirasakan sebelah pihak, saat bisa bersama bercengkrama kenapa hanya
tengkar dan memuji kehidupan masing – masing. Bukan sejoli yang seperti itu.
Membangun sebuah hubungan bukan untuk semacam batu loncatan untuk menggapai
impian. Kesampingkan hal itu dan fokuslah pada keduanya tanpa mencampur aduk. Dirin bodoh telah jatuh dilubang ini, Dirin akan mencoba untuk membangun kekuatan
hati melepas Poo. Tanpa jika, tapi, dan kecuali.