About Me

Wednesday, October 29, 2014

Ibu... Kapankah engkau sadar?

Allah telah memberikan aku kesempatan untuk menjalani kehidupan di dunia. Tempat dimana aku tidak mampu untuk berdiri sendiri kala itu, lemah dan sangatlah rentan.
Hanyalah jeritan tangis saat awal aku melihat dunia, karena memang hanya itu yang bisa aku lakukan, dan kau melebarkan senyuman bahagia dengan airmata di wajahmu. Kau BERTARUH NYAWA hanya demi melahirkan seorang AKU. 
 
Ibu.. begitulah kau mengajariku menyebut panggilan untukmu.
Ibu selalu menjagaku, memberikan aku ASI, bercanda denganku hanya untuk membuat aku tertawa, padahal saat itu mungkin kau sedang lelah setelah bekerja. Setiap hari kau siapkan semua perlengkapan sekolahku, kau utamakan pendidikanku dan kau korbankan segala keinginanmu untuk itu. Kau dengarkan setiap keluh kesahku saat aku berada di sekolah, dan tanpa aku tahu bahwa Ibu juga memiliki beban yang lebih berat dariku, sesungguhnya kewajibanku hanyalah belajar, tapi Ibu? Begitu besar pengorbananmu bu, tapi... TIDAK sedikitpun kau memperlihatkannya padaku, kau tetap tersenyum. 
Tapi apa balasanku? Sering aku membuatmu sebagai bahan candaan dengan teman - temanku, membicarakan setiap 'omelan' yang kau berikan padaku bu. Padahal aku tahu kalau Ibu hanya ingin yang terbaik untukku. 
Tidak pernah sedikitpun Ibu menertawakanku bersama teman - temannya, tapi justru Ibu selalu membanggakan aku sebagai anaknya yang pintar dan hebat. Begitu bangganya Ibu kepadaku. Tapi apa yang aku lakukan?
Ibu akankah kau sadar?
Sadar betapa jahatnya anak yang kau banggakan ini bu. 
Aku menghianati janji - janji ku kepada Ibu.
Aku terkadang melupakan setiap pesan yang Ibu berikan.
Aku menceritakan kejelekan Ibu kepada teman - temanku.
Ibu tidakkah kau MENYESAL melahirkan anak sepertiku?
Ibu maafkan aku bu... 
Kini kerutan diwajahmu semakin terlihat bu, dan kau tetap berjuang untuk kebahagiaanku kelak. Ucapan Ibu yang selalu menguatkan setiap anak...
"Nak... kamu harus lebih baik ya dari Ibu, jangan  lupa sholat, dan tetap semangat ya nak... Apapun yang terjadi kamu tetap anak Ibu yang terbaik Nak" 
Aku merasa sangatlah beruntung dilahirkan dari rahim seorang Ibu yang kuat, hebat, luarbiasa seperti Ibu. 
Ibu... akankah kau sadar dengan apa yang aku lakukan?
Dengan beratus, beribu, dan bahkan berjuta - juta kali aku menyakitimu, sejak awal aku dilahirkan, kau rela membersihkan kotoranku walaupun kau sedang melahap makan siangmu bu, kau berhenti dan membersihkan tubuhku, kemudian melanjutkan makan tanpa ada rasa jijik kepadaku.
Kasih Sayang Ibu
Setelah aku beranjak menjadi anak - anak, keinginanku untuk mendapatkan mainan seperti anak lain dan merengek kepada Ibu untuk membelikan mainan itu. Dan kau selalu mencari cara untuk mengabulkan setiap permintaanku, kau bekerja banting tulang untuk memenuhi setiap kebutuhanku dan keinginanku yang sebenarnya tidak penting dan lebih baik uangnya digunakan untuk makan.
Mungkin sekilas itu bisa di maklumi karena Aku belum mengerti. Namun, walaupun aku sudah beranjak remaja dan dewasa aku tetap sering menyakitimu bu, bahkan dengan hal - hal yang lebih parah. 
Ibu... maafkan aku bu.. maafkan aku... 
Image result for ibuSeandainya suatu saat engkau menyadari betapa jehatnya anak yang kau banggakan ini akankah kau meninggalkanku bu?




(renungan kalbu)

Saturday, October 25, 2014

Sabarnya Dia....

Dirin dan Poo sudah menjalani hubungan hampir 4 tahun lamanya, dan dengan segudang cerita menarik sejak awal hingga kini. Mereka memiliki kepribadian yang berbeda, namun dapat dibuktikan, ternyata Dirin dan Poo mampu mempertahankan hubungan mereka hingga kini.
Mereka berusaha membuat satu - sama lain merasa berarti dan istimewa.
Tentunya ada banyak hal yang telah terjadi. Karena tidak semudah yang dibayangkan mempertahankan hubungan dengan orang yang sangat bertolak belakang.

Sering kali perasaan Dirin labil, sering kali Dirin merasa lelah dan gagal....
Merasa menjalani kehidupan ini dengan tertekan dan konstan, membosankan...
Lalu Poo datang dan memberikan banyak masukan untuknya

Tapi apa yang sering Dirin lakukan? Dia melampiaskan kekesalannya itu kepada Poo
Dan setelahnya Dirin meminta maaf... dan Poo hanya mengatakan suatu hal dengan tersenyum
Dirin luluh dan merasa sangat beruntung memiliki Poo. 

Begitupun sebaliknya dengan Poo, bagi Poo Dirin adalah sosok yang mampu membuatnya keluar dari masa - masa kelam dan bangkit menjadi lebih baik. Dirin adalah instpirasi baginya.
Dirin dan Poo telah berkomitmen untuk menjaga hubungan ini.
Tapi apakah ini akan bertahan lama, tidakkah poo merasa lelah dengan semua ini?

Dan.. apakah Dirin mampu merubah sifat buruknya itu? 

To be continued....