Seiring berjalannya waktu tentu ada perubahan yang signifikan dari Poo maupun Dirin, terlebih dari Poo...
Sebenarnya setiap perubahan sikap dari Poo telah dirasakan dan disadari oleh Dirin. Semua berawal dari hal yang sangat sederhana. Awalnya Dirin hanya menganggap bahwa semua yang terjadi akan kembali seperti semula dengan cepat. Namun, kini Dirin mulai tidak mampu merasakan kehadiran Poo. Apa yang terjadi?
Diawali dari pagi hari yang 'seharusnya' indah. Tidak ada lagi ucapan selamat pagi yang mengawali hari - hari Dirin seperti dulu. Di siang hari tidak ada orang yang mengingatkan ia untuk segera makan siang. Di malam hari tidak ada ucapan selamat malam. Hal itu awalnya hanya terlihat sepele, tapi kini telah berlarut dalam waktu. Dan sampai akhirnya Dirin bingung...
Dirin tidak mengerti dengan apa yang terjadi sekarang. Akhirnya Dirin memberanikan diri untuk bertanya dan mengatakan apa yang ia rasakan, mengenai perubahan dari sikap Poo. Tapi itu semua NIHIL. Saat Dirin bertanya dan Poo tidak menjawab apapun, ia hanya diam dan mengucapkan kata maaf. Namun Poo tidak sadar bahwa sebenarnya bukan itu yang Dirin harapkan...
Dirin hanya ingin Poo yang dulu 'pernah' mengaggap kehadiran Dirin dalam hidupnya itu penting kembali. Bukan hanya seseorang yang diingat saat TIDAK ada kesibukan, tapi seseorang yang akan SELALU diingat dalam waktu sempit sekalipun.
Dirin merasa dirinya tidak penting lagi, dan ia mendengarkan berbagai saran dari teman - temannya agar Dirin membicarakannya dengan Poo. Tapi pada kenyataanya membicarakan suatu hal yang katanya dapat menyelesaikan masalah, itu hanyalah sebuah TEORI belaka. Karena walaupun sering sekali Dirin mengungkapkan secara langsung kepada Poo, hanya tanggapan sementara lalu kemudian hilang.
Saat Dirin ingin menceritakan segala permasalahan dan keluh kesah yang dia rasakan. Dulu mungkin memang Poo akan mendengarkan dan memberi solusi. Dirinpun juga merasa bahwa Poo mampu mengerti dan memahami apa yang Dirin rasakan. Lalu Poo berusaha membuat Dirin menjadi lebih nyaman dengan menasehati atau sekadar bersendagurau, agar Dirin sedikit lebih tenang lalu bisa menyelesaikan permasalahan yang ada.
Tapi itu DULU. Sebelum Poo menjadi 'HEBAT'. Kini saat Dirin menceritakan keluh kesahnya ia tidak pernah mendapatkan ketenangan. Karena Poo tidak mendengarkan namun balik bercerita mengenai kondisi dia disana. Saat yang tidak tepat, dan Dirin tidak ada tempat untuk berbagi cerita seperti dulu...
Saat Dirin sakit bahkan Poo pernah mengaggapnya itu sebuah candaan. "Jahat" hanya itu yang ada di benak Dirin sebenarnya. Tapi Dirin berusaha untuk meyakinkan dirinya bahwa ini akan TETAP baik - baik saja. Dirinpun merasa bahwa sudah saatnya ia menata kehidupan dan menyelesaikan masalah tanpa harus berbagi dengan Poo. Untuk apa berbagi cerita kepada orang yang tidak peduli dan acuh? Dirin bukan boneka yang hanya dipeluk saat Poo menangis. Tapi Dirin ingin dipeluk setiap saat dalam keadaan suka maupun duka. Alasan klasik yang Dirin percaya adalah....
Dirin tidak memiliki tempatnya yang dulu disana :')
To be continue or the end?